Awalannya sich tak ada pikiran buat stop di warles satu ini. Tetapi siapa berpikir?! Terik panas pada siang berlubang ini mendadak turun hujan lebat.

Mendadak saja ia tanya saya sayang, tempat kamu berduaan sama bekasmu dahulu warung yang mana?”
“Warung depan situ kiri jalan bentar kembali sayang, tetapi sejumlah bedeng lantainya kotor.”
“Gapapalah dibanding ujan-ujan”jawabannya ia.

Cersex Pembantu – saya dan ia transitt di warung berbilik bambu dekat pucuk, dilihat dari kendaraan ada sekitaran 3 sejoli termasuk saya dan kekasihku disitu sekarang ini.langsung saya pesan minuman dan mengambil bedeng sudut segi paling dalam, tujuannya sich agar kalau bercakap gak kedengeran di luar dan tidak ada iklan melalui depan bedeng. hahay~

5 menit selanjutnya orderan minuman kami tiba, hujan makin deras dan tidak diduga bedeng tempat kami istirahat bocor gentengnya *sedih*.
Kamipun harus berpindah ke bedeng sudut samping jalan masuk ke dalam bedeng lainnya. Dingin tidak panas iya, pada akhirnya saya melepaskan jaket kulitku.

Entahlah ia telah terangsang awalnya atau bagaimana, mendadak saja tangannya langsung menggerayah kaosku dan menelusuri isi bh 32B-ku yang mulai merekah.. saya cuma dapat menggigit bibir meredam jari-jarinya yang mainkan putingku

“ahhh.. ssayang..” bisikku lirih..
“mengapa sayang? kamu takut ingin ml?” tanyanya basa-basi, saya percaya sekali ia memang menyengaja membuatku bergairah ia tahu betul triknya memancing gairahku dalam sekejap, lumrah saja telah 3tahun lebih saya dan ia sama-sama memberikan kepuasan 1 sama lain.
“tidak sayang, tidak ingin kok” jawabku berpura-pura, walau sebenarnya ahh… saluran darahku mencapai puncak birahiku terkonsentrasi pada jari-jari nakalnya.

Tidak mau mengambil start lebih dulu, saya coba memancingnya dengan mainkan jari2ku disekitaran mr P nya, perlahan-lahan tetapi tentu kubuka resleting celana 3/4 nya itu, kudekatkan bibir merah mudaku dan memulai menjilat ujungnya kepala lolipop kecintaanku tersebut.

“sayang, sayang.. masukkan donk saya ingin” pada akhirnya ia mengaku, pada akhirnya ia sendiri yang ask for getting start..
“percaya sayang? di sini? kalau ada yang dateng atau melalui bagaimana?” tanyaku sekalian meredam desahku..
“ya cepat-cepet udahan nanti, tidak ada yang dateng kan kembali ujan deres, ayolah sayangg saya ingin” jawabannya tersengal-sengal 1/2 manja dengan posisi 1/2 miring saya turunkan celana jeans hitamku dan menunggingkan sedikit belahan bokongku untuk memberikan jalan Pnya menelusuri bibir bawahku yang basah dibikinnya dan “cluppp… !.”

“akhh… sayanghh.. ” desahku tidak ketahan..
“sakit sayang?”
“iyya sakit sedap sayang.. masukkan kembali semakin dalam. ” pintaku sekalian terus mendesah Deras hujan menyarukan suara desahanku.. berderu jadi satu irama tidak teratur, kami lepas kontrol rasakan dalam kepuasan bersenggama, seperti terbenam dalam bawah sadar situasi kangen dan gairah yang bersatu.

Kadang-kadang kami tundukkan kepala rendah rendah.. ingat dari bedeng lesehan ini dapat saja mendadak kepala kami mencolok dari bedeng dan menyangsikan untuk sang pemilik warles.

“ahh. ! sayang kurang dalam.. saya di atas saja.. ” pintaku kepadanya,
tusukannya dari belakang makin lama makin tidak dalam kurasakan, pada akhirnya saya menggantikan posisi dan berjongkok menghadapnya. Kuarahkan V basahku ke P nya yang telah basah karena terserang cairan Vku.. dan
“uhh…. ” kugoyangkan pinggulku makin cepat dan cepat , kembali lagi suara deras hujan menymarkan desahku dan kerasnya bentrokan kulit kami yang sama-sama bertabrakan,

“sayang , saya keluar di dalam ya ”
“enggh… tidak sayang di luar saja” tolakku..
tetapi saya tidak dapat menghindari kembali.. semuanya sudah telat, ia merengkuh kuat badanku dan kehangatan itu juga kurasakan benar-benar dalam..

“udahh begini saja sayang?” kataku sekalian code kode tambah ronde
“iya kelak kamu pulang ngampus kembali saja kita ke hotel, ujannya sudah ingin surut ini” jawabannya rileks.

Sehabis itu kami segera segera bersihkan tersisa cairan kepuasan kami, entahlah semula ada orang tiba atau mungkin tidak kamipun tidak tahu tentu. Hari itu yang kami tahu kami seperti lelap dalam kepuasan dalam deras hujan tanpa menghiraukan kondisi bedeng sekitaran kami.